BAB I
(PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang
Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk
menampung air dalam jumlah tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan
ikan dan atau hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian teknis (Susanto, 1992),
kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat
manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan
target produksinya. Kolam selain sebagai media hidup ikan juga harus dapat
berfugsi sebagai sumber makanan alami bagi ikan, artinya kolam harus berpotensi
untuk dapat menumbuhkan makanan alami.
1.2
Tujuan
1. Untuk
mengetahui jenis wadah kolam,
2. Untuk
mengetahui syarat wadah kolam yang baik untuk budidaya
3. Mengetahui
kondisi tanah yang baik membuat kolam
4. Mengetahui
kontruksi kolam
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Jenis Ikan
Lele
Setidaknya
terdapat enam jenis keluarga ikan berkumis ini, sebagian spesies pribumi dan
sebagian lagi spesies asing, yang dapat dikembangkan di Indonesia.
1.
Clarias batrachus dikenal sebagai ikan lele (Jawa),
· ikan kalang (Sumatera Barat),
· ikan maut (Sumatera Utara), dan
· ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2.
Clarias teysmani dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat),
· kalang putih (Padang).
3.
Clarias melanoderma dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),
· wais (Jawa Tengah),
· wiru (Jawa Barat).
4.
Clarias nieuhofi dikenal sebagai ikan lindi (Jawa),
· limbat (Sumatera Barat),
· kaleh (Kalimantan Selatan).
5.
Clarias loiacanthus dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat),
· ikan penang (Kalimantan Timur).
6.
Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo atau King Cat Fish, spesies
asing yang berasal Afrika.
2.2
Kolam Untuk
Pendederan
1. Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi
50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin, sehingga apabila
bergesekan tubuh benih lele tidak akan terluka. Permukaan lantai agak miring
menuju pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung
lantai, dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Di lantai dipasang paralon
dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.
2. Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit
dengan dua bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam. Di antara
dua bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran mess
0,5-0,7 mm, kemudian dipaku.
3. Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk
mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa plastik yang
berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan
dengan suatu pengait sebagai gantungan.
4. Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain.
Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur
ketinggian pipa plastik.
5. Kolam pendederan yang baru berukuran 100cm x 200cm x 50cm, dengan
bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.
2.3
Pemeliharaan
kolam/tambak
·
Kolam diberikan kapur 25-200 gram/m2 untuk
memberantas hama dan bibit penyakit.
·
Air dalam kolam/bak dibersihkan satu bulan
sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang
telah diendapkan dua malam.
·
Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus
segera dikeringkan dan diberikan kapur sebanyak 200 gram/m2 selama satu minggu.
·
Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar
kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam
retak-retak.
Kolam ikan yang baik akan mempengaruhi ikan dalam hal ketahanan
terhadap penyakit, optimalisasi pakan, dan kecepatan tumbuh/ berkembang biak
ikan.
Jenis-jenis
kolam ikan yang akan digunakan sangat tergantung pada sistem budidaya yang
akan diterapkan. Ada tiga sistem budidaya ikan air tawar yang biasa
dilakukan yaitu :
1. Kolam
ikan Tradisional / ekstensif, kolam yang digunakan adalah
kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah
(gambar 2.1)
2. Kolam
Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya(dinding
pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah
(Gambar 2.2)
3. Kolam
Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam
terdiri dari tembok (Gambar 2.3).
Jenis-jenis
kolam berdasarkan sumber air yang digunakan adalah :
Ø Kolam air mengalir/running
water dengan sumber air berasal dari sungai atau saluran irigasi dimana
pada kolam tersebut selalu terjadi aliran air yang debitnya cukup besar (50
l/detik).
Ø Kolam air tenang/ stagnant
water dengan sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya adalah
sungai, saluran irigasi, mata air, hujan dan lain-lain tetapi aliran air yang
masuk ke dalam kolam sangat sedikit debit airnya (0,5 – 5 l/detik) dan hanya
berfungsi menggantikan air yang meresap dan menguap.
Jenis-jenis kolam yang dibutuhkan untuk membudidayakan ikan
berdasarkan proses budidaya dan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kolam antara lain adalah kolam pemijahan, kolam
penetasan, kolam pemeliharaan/ pembesaran, dan kolam pemberokan
induk.
Kolam pemijahan adalah kolam yang sengaja dibuat
sebagai tempat perkawinan induk-induk ikan budidaya. Ukuran kolam pemijahan
ikan bergantung kepada ukuran besar usaha, yaitu jumlah induk ikan yang akan
dipijahkan dalam setiap kali pemijahan.
Bentuk kolam pemijahan biasanya empat persegi panjang dan
lebar kolam pemijahan misalnya untuk kolam pemijahan ikan mas sebaiknya tidak
terlalu berbeda dengan panjang kakaban. Sebagai patokan untuk 1 kg induk ikan
mas membutuhkan ukuran kolam pemijahan 3 x 1,5 m dengan kedalaman air 0,75 –
1,00 m.
Kolam pemijahan sebaiknya dibuat dengan sistem pengairan
yang baik yaitu mudah dikeringkan dan pada lokasi yang mempunyai air yang
mengalir serta bersih. Selain itu kolam pemijahan harus tidak bocor dan bersih
dari kotoran atau rumputrumput liar (Gambar 2.4).
Kolam penetasan adalah kolam yang khusus dibuat untuk
menetaskan telur ikan , sebaiknya dasar kolam penetasan terbuat dari semen atau
tanah yang keras agar tidak ada lumpur yang dapat mengotori telur ikan sehingga
telur menjadi buruk atau rusak. Ukuran kolam penetasan disesuaikan juga dengan
skala usaha. Biasanya untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaan larva,
ukurannya adalah 3 x 2 m atau 4 x 3 m (Gambar 2.5)
Kolam
pemeliharaan benih adalah kolam yang digunakan untuk memelihara benih ikan
sampai ukuran siap jual (dapat berupa benih atau ukuran konsumsi). Kolam
pemeliharaan biasanya dapat dibedakan menjadi kolam pendederan dan kolam
pembesaran ikan. Pada kolam semi intensif atau tradisional sebaiknya tanah
dasar kolam adalah tanah yang subur jika dipupuk dapat tumbuh pakan alami yang
sangat dibutuhkan oleh benih ikan (Gambar 2.6)
Kolam pemberokan adalah kolam yang digunakan untuk
menyimpan induk-induk ikan yang akan dipijahkan atau ikan yang akan
dijual/angkut ke tempat jauh, lihat gambar 2.7
Tipe-tipe kolam di atas merupakan pengetahuan mendasar
sebelum menekuni usaha perikanan, mengenal macamnya akan lebih mudah untuk
dipelajari jika memulai dari yang dasar. Semoga artikel ini bisa bermanfaat
bagi kita semua.
2.4
Membersihkan
Dan Merawat Kolam Ikan Lele
Ada banyak
metode untuk membersihkan air dalam kolam , yang setiap metode bisa dilaku-kan
bersamaan atau terpisah sesuai kebutuhan.
Untuk
membersihkan puing-puing atau dedaun-an yang jatuh ke dalam kolam , bisa
dipakai serokan. Serokan yang diberi tangkai agak panjang dengan bambu atau
kayu, memungkinkan kita untuk menjangkau seluruh areal kolam.Bahan pembuat
serokan biasanya
kain
trililin yang sedikit menyerap air. Serokan yang bermata kecil bisa juga
dipakai untuk membersihkan kotor-an berupa busa-busa air di permukaan air.
Selain itu sisa endapan kotoran lumut yang tidak terbuang biasanya
akan mengambang ke permukaan air.
Semua kotoran ini bisa diatasi dengan serokan. Setelah didapat gagasan
dan diambil keputusan untuk memelihara Ikan di lingkungan tempat tinggal
kita, tentu agar segera mempersiapkan Kolam Pemeliharaan Ikan agar dapat
hidup semetode baik.Kolam pemeliharaan bisa menjadi satu bagian keindahaan
rumah semetode keseluruhan. kolam Ikan tidak hanya sekedar tempat perkembangan
Ikan . Namun dapat memanjakan setiap pasang mata yang melihatnya. Hal tersebut
menjadikan bentuk kolam Ikan dibuat menjadi satu kesatuan dengan bangunan
rumah.
Kolam Pemeliharaan Ikan sebaiknya memenuhi berbagai aspek dilihat dari sudut teknis pembuatan kolam seperti sistem sirkulasi air kolam, sistem filterisasi dan sumber air kolam.
Kolam Pemeliharaan Ikan sebaiknya memenuhi berbagai aspek dilihat dari sudut teknis pembuatan kolam seperti sistem sirkulasi air kolam, sistem filterisasi dan sumber air kolam.
BAB III
(PENUTUP)
3.1
Kesimpulan
Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk
menampung air dalam jumlah tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan
ikan dan atau hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian teknis (Susanto, 1992),
kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat
manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan
target produksinya. Kolam selain sebagai media hidup ikan juga harus dapat
berfugsi sebagai sumber makanan alami bagi ikan, artinya kolam harus berpotensi
untuk dapat menumbuhkan makanan alami.
3.2
Saran
Negara Indonesia sebagai salah satu penghasil karet di dunia
perlu membudidayakan tanaman karet, sehingga dapat tetap menjadi komoditas
ekspor utama Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan peremajaan terhadap
tanaman karet.
mantaaap mas artikelnya, sangat bermanfaat sekali buat menambah pengetahuan.
BalasHapusoya mohon maaf ya gan sebelumnya, ane mau numpang share beberapa info barangkali ada yang lagi nyari rumah, bisa cek beberapa link di bawah ini hehehe
Perumahan Baru
daftar developer perumahan
daftar pengembang perumahan
daftar perumahan baru di jakarta
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan TERMOMETER RAKSA untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro